Sang
Pengerjar Mimpi
Pagi
yang cerah terselimut kabut, sehingga terang pun menjadi redup
Mengejar cita-cita tak
perna luput, karena debagai pedoman hidup.
Seorang
anak yatim bercita-cita tinggi, Namanya yoyo
Yoyo
adalah anak bungsu dari seseorang pengusaha sukses, ia senang berpoya-poya
menghabiskan uang dengan teman-teman sekolah nya, Tanpa sedikitpun ia sadari
bahwa ayahnya baru Dua tahun meninggal dunia.
Sebelum
ayah yoyo meninggal, ayahnya merupakan seseorang pedagang yang sukses sehingga
meninggalkan harta yang cukup berlimpah. Dengan memiliki ibu yang sangat
menyayanginya selaulu memanjakan dan memberikan fasilitas yang mewa (uang banyak
dan benda-benda yang bagus) sehingga membuat hati yoyo berantakan, di dalam
benaknya hanyalah senang-senang tanpa memikirkan masa depan.
Kerjaan yoyo setiap
hari hanya nongkrong, balap liar, dan mabuk-mabukan. Yoyo sangat jarang sekali
pulang atau tidur di ruma, setiap harinya ia hanya menghabiskan waktu dengan
teman-temannya, ai selalu menginap pada kosan temannya yang dimana kosan
tersebut bebas tanpa ada pengawasan sedikitpun.
Beriring
waktu berjalan yoyo pun tidak biasa lagi menikmati pasilitas yang biasa ibunya
berikan dikarnakan seluruh harta peninggalan ayahnya hampir habis, ibunya pun
sudah berumur tua dan tidak mampu lagi untuk berkerja.
Yoyo
merasa pusing ia hanya berdiam diri di rumah tidak bisa keluar dikarnakan tidak
ada uang, hal ini lah yang membuat yoyo berpikir bahwa apa yang selama ini dia
lakukan salah, terdengar suara azan yoyo pun mengerjakan solat.
Pada besok pagi nya
yoyo pergi ke sekolah tanpa membawa uang tetapi ia tetap bersemangat, didalam
hatinya dia harus beruba dan menjadi seseorang yang sukses seperti ayahnya, ia
merasa bahwa hidup ini susa tapa uang. Pada saat itu yoyo sedang kelas tiga
SMA, ia terus belajar dengan rajin dan meninggalkan tingkanya di waktu yang lalu,
sehingga yoyo dapat lulus dengan baik.
Setelah
tamat SMA Yoyo sangat ingin melanjutkan kulia, meskipun tidak punya uang ibunya
tidak perna menolak segalah keinginan Yoyo.
Yoyo
: iBu saya ingin kulia
Ibu : tahun depan ajah Nak, ibu sekarang gak
punya uang(dengan muka sedih)
Yoyo adalah seseorang
yang nekat dan pantang menyerah, yoyo pun segera mendatangi satu persatu
saudaranya yang semuanya sudah berkeluarga.
Yoyo
: kak saya pengen kulia tolong bantu saya, saya janji apabilah saya sukses saya
akan kembalikan semua uang kaka yang perna membantu saya.
Salah
satu kakak yoyo yang berbaik hati memberikan biaya uang panggal dan semester
pertama buat kulia nya yoyo.
Ibu
yoyo hanya mengguk saja, ya suda Nak kuliah. Siapa tau kedepannya ada rejeki.
Yoyo : ia Buk saya janji akan kulia dengan baik dan
saya pun akan mencari kerja sehingga bisa sedikit mebantu.
Sesetelah
yoyo memulai kulia, ia pun tidak lupa dengan apa janji-janjinya, ia keliling
kota dan membuka puluhan website untuk mendapatkan pekerjaan, namun yoyo selalu
gagal.
Yoyo sangat jarang
kaluar atau berkumpul bersama teman seperti apa yang biasa ia lakukan semasa
SMA kerjanya hanya belajar.
Di
masa kulianya yoyo sering kali makan satu kali sehari bahkan tidak makan
seharian,namun semua itu tidak memudarkan semangat yoyo di pikirannya hanyalah sukses dan sukses.
Yang
sering sekali membuat yoyo susa yaitu ketika ada pengumpulan uang di kampus,
dengan kesadaranya Yoyo tidak berani meminta uang tambahan kepada ibunya selalu
jata makan yang di embat padahal buat makan saja itu tidak cukup.
Setiap pembayaran
semester yoyo selalu menunggak, bayaran pun di cicil 2-4 kali. Yoyo sangat
mengaharapkan biayasiswa tapi apalah daya yoyo hanyala mahasiswa biasa tanpa
adanya prestasi.
Setiap
malam Yoyo selulu keliling kota untuk mencari pekerjaan, sehingga ia
mendapatkan pekerjaan pada suatu lestoran yang bergerak pada malam hari, yoyo
sangat senang ia pun turus berkeja disana samapai ia lulus.
Yoyo
pun lulus dengan nilai sempurana dengan ipk 4.00, dan memiliki
sertifikat-serfikat pendukung sehingga membuat Yoyo gampang di terima pada
dunia kerja.
Karena
yoyo memiliki gelar serjana ilmu komunikasi dan ia sangat menguasai dan
menyukai editor sehingga ia diterima kerja menjadi seseorang editor di salah
satu TV swasta di Jakarta.
Dengan bangga ibunya
tersenyum, yoyo pun membantu semua kakak-kakak nya yang kesusahan termasuk
membiayakan sekolah keponakannya.
Bermimpilah untuk
sekses karna tanpa mimpi tidak akan adanya motivasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar